Popularitas Chrome OS semakin meningkat baru-baru ini. Mungkin itu alasan kini mbah Google mengumumkan akan merilis Chrome OS Flex, semacam "distro" untuk Chrome OS agar bisa dipasang di segala jenis PC dan bahkan Mac. Walaupun sebelumnya sudah banyak bertebaran "metode" mencicipi Chrome OS di segala PC, tapi tidak ada yang lebih menggiurkan daripada metode "official" dari mbah Google kan?
Saya pun tidak ketinggalan ikut tergiur ingin mencoba.
Lalu kenapa selama ini tidak mencobanya (dengan metode yang sudah lama ada)? Yah, gimana ya sob, saya ini tipe penyuka Android x86, macam
Remix OS (alm), Phoenix OS, Project Sakura, dll. Namun ada kalanya
titik jenuh menghampiri😅 saatnya mencoba hal baru. Akhirnya
momen Chrome OS Flex ini kebetulan hadir.
Namun ada yang masih mengganjal bagi saya, yaitu
multi-boot! Seperti sobat tau, laptop jadul saya ini sudah ada Windows, Mac dan Ubuntu didalamnya yang digunakan sehari-hari. Dan sampai sekarang saya masih terlalu malas buat utak-atik Chrome OS Flex, agar bisa multi-boot. Sebab kabarnya, metode pemasangan Chrome OS Flex memerlukan format hardisk, hadeh gak punya waktu saya. Bahkan ada warning keras bagi calon pengguna Chrome OS Flex, yaitu pemasangan akan "menghabisi" tidak hanya drive dimana kita memasang Chrome OS tapi juga drive lain yang tertancap di sistem yang ada. So, hati-hati sob.
Akhirnya saya mulai mencari metode lain bagaimana caranya mencicipi Chrome OS official di laptop jadul ini. Setelah pilih-pilih metode, saya putuskan metode paling mantap adalah "Brunch". Sobat pasti sudah mengenal si "Brunch" ini, karena cukup populer. Akhirnya saya mulai utak-atik sana-sini. Dan si Brunch, saya putuskan untuk berduet dengan Chrome OS official stable build untuk board "rammus" (saat ini v98). Katanya untuk Ivy Bridge, "samus" yang disarankan, tapi berhubung si "samus" sudah
EOL, makanya saya beranikan "rammus".
Lantas bagaimana performa Chrome OS (rammus) di laptop jadul ini? Jujur, saya terkejut, semuanya berjalan mulus. Software dan hardware semua berjalan baik dan tidak ada kendala berarti (paling ada kendala kecil aja). Bahkan bisa melakukan sinkronisai dengan smartphone saya (lock dan unlock perangkat), menjalankan aplikasi Android, dan kegiatan lain yang biasanya dilakukan di Chrome OS😜. Ya, berasa pake Chromebook aja gitu, minus touchscreen nya aja. Oke, seperti biasa saya akan "pamer" bagaimana Chrome OS ini berjalan di laptop (g)old V5-471G:
|
Tampilan Lockscreennya.
|
|
Panel Quick Settings.
|
|
Google Play Store pun berjalan dengan baik.
|
|
Internal Mic berjalan dengan baik, sehingga Google Assistant pun bisa respon.
|
|
File Manager.
|
|
App Drawer.
|
|
Aplikasi Android berjalan dengan baik. Saya lagi dengerin lagu via Spotify.
|
|
Sinkronisasi perangkat dengan hape Pixel 3 saya.
|
|
Atheros Bluetooth tidak ada kendala.
|
|
Chrome OS pada dasarnya adalah browser😜
|
|
VLC for Chrome sucks? Try Android's VLC instead. |
|
Versi Chrome OS yang saya gunakan.
|
Oh iya, kinerja laptop jadul ini setelah pake Chrome OS, saya rasa lumayan bagus. Wus wus lah, serasa seperti baru lagi jadinya, hehe. Hasil benchmarknya pun lumayan saya kira untuk laptop setua ini.
|
CPU score Geekbench.
|
|
Vulkan score Geekbench.
|
Cara pasang nya pun gak ribet-ribet amat menurut saya. Dokumentasinya lengkap kok di page nya Brunch. Dan yang terpenting bisa multi-boot berdampingan dengan OS harian lain sob, dan juga gak perlu mesti format keseluruhan hardisk segala dongs.
|
Chrome OS on Ivy Brigde.
|
Keren kan sob? Laptop (g)old saya ini berasa bangkit lagi, wus wus. Bagi sobat yang belum coba, monggo sob. Kapan lagi bisa merasakan OS nomor dua dipakai terbanyak di dunia, wkwkwk. Oke, sekian dulu dari saya, apabila ada salah kata dan info, ya mohon maaf.
Do with your own risk! Wassalam.
Update 23/03/2022:
Sukses update ke Chrome OS 99 sob.
Update 09/04/2022:
Sukses lagi update ke Chrome OS 100.
Post a Comment for "Menjajal Chrome OS Pada Acer V5-471G"